Css3 Radial Gradient - Dewa Blogger

Halaman

    Social Items

Buy Now

Pembaharuan: 23 Januari 2012

Penulisan gradien radial secara umum untuk masing CSS3 Radial Gradient

BAB 1: Perkenalan

Penulisan gradien radial secara umum untuk masing-masing peramban sanggup dituliskan ibarat ini:

div {   /* Chrome & Safari 4+ */   background-image:-webkit-radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna);   /* Firefox 3.6+ */   background-image:-moz-radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna);   /* Internet Explorer 10+ (Setahu Saya Masih Draft) */   background-image:-ms-radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna);   /* Opera 12 (Setahu Saya Masih Draft) */   background-image:-o-radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna);   /* W3C */   background-image:radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna); }

BAB 2: Perkenalan Nilai Pembangun

1. Posisi

Posisi yakni wacana di sebelah mana gradien akan ditampilkan. Berhubung radial gradient yakni gradien berbentuk lingkaran, maka posisi juga wajib untuk ditentukan. Menentukan posisi umumnya sanggup dituliskan memakai satuan persen atau piksel dengan mengambil sudut pandang sumbu-x dan sumbu-y:

Default / Menerapkan Baris Warna tanpa Mendeklarasikan Posisi

div {   background:-webkit-radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%); }

Menerapkan Baris Warna dan Mendeklarasikan Posisi 50% 50%

div {   background:-webkit-radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%); }

Mendeklarasikan Posisi Offset

Di sini Saya tambahkan juga sifat radial gradien. Karena kalau tidak, efek offset tidak akan terlalu terang terlihat dan dikhawatirkan ini akan membingungkan Anda pada bab ini. Yang penting jangan pedulikan deklarasi sifat gradien untuk ketika ini. Fokus saja pada offsetnya dan bangkit logikamu sendiri. Sifat gradien akan dibahas lebih detail sehabis ini:

div {   background:-webkit-radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%); }
Penulisan gradien radial secara umum untuk masing CSS3 Radial Gradient
Koordinat Posisi

2. Sifat-Sifat dan Penentuan Bentuk

Mulai dari sini penjelasannya akan semakin rumit. Bersiaplah!!! WARRRGGHH!!!!

closest-side / contain

Mendeklarasikan closest-side akan menciptakan dimensi gradien mengikuti keadaan menurut batas area (sisi-sisi area). Saat gradien menyebar dari pusat, maka karenanya akan berhenti pada sisi area terdekat. Nilai closest-side mempunyai arti yang sama dengan contain.

div {   background:-webkit-radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%); }

closest-corner

Mendeklarasikan closest-corner akan menciptakan dimensi gradien mengikuti keadaan menurut sudut terdekat area. Saat gradien menyebar dari pusat, maka gradien akan terus menembus melewati sisi-sisi area sampai salah satu sisi diagonal radialnya menyentuh ujung area terdekat, pada ketika itu penyebaran akan berhenti.

div {   background:-webkit-radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%); }

Sifat closest-side dan closest-corner

closest-side dan closest-corner

farthest-side

Mendeklarasikan farthest-side akan menciptakan dimensi gradien mengikuti keadaan menurut sisi terjauh area. Saat gradien menyebar dari pusat, maka karenanya akan berhenti pada sisi area terjauh. Sisi area terdekat diabaikan dan akan terus dilewati. Akan sangat gampang mengetahui sifatnya kalau kita terapkan gradien menyudut dengan bentuk elips (elips di sini maksudnya yakni bentuk radial mengikuti keadaan menurut ukuran area dengan lebar dan tinggi yang tidak sama:

div {   background:-webkit-radial-gradient(10% 50% ,farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(10% 50%, farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(10% 50%, farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(10% 50%, farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(10% 50%, farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%); }

farthest-corner / cover

Mendeklarasikan farthest-corner akan menciptakan dimensi gradien mengikuti keadaan menurut sudut terjauh area. Saat gradien menyebar dari pusat, maka gradien akan terus menembus melewati sisi-sisi dan ujung-ujung area terdekat sampai salah satu sisi diagonal radialnya menyentuh ujung area terjauh, pada ketika itu penyebaran akan berhenti. farthest-corner bersinonim dengan cover:

div {   background:-webkit-radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%); }

Sifat farthest-side dan farthest-corner

Penulisan gradien radial secara umum untuk masing CSS3 Radial Gradient
farthest-side dan farthest-corner
KonstanDeskripsi
closest-side / containAkhir gradien akan berhenti pada batas area paling akrab dengan sentra (untuk circle) atau memenuhi kedua sisi vertikal dan horizontal terdekat dari sentra gradien (untuk elips).
farthest-sideBerlawanan dengan closest-side. Akhir gradien akan berhenti pada sudut terjauh dari sentra gradien (akan terlihat terang perbedaannya kalau letak gradien tidak berada tepat di tengah).
closest-cornerAkhir gradien akan berhenti tepat pada sudut terdekat area dari sentra gradien.
farthest-corner / coverAkhir gradien akan bernenti pada sudut terjauh dari sentra gradien.

3. Baris Warna & Color Stop

Baris warna dan pengertian color-stop sanggup Anda pelajari pada artikel sebelumya.

BAB 3: Duplikasi Gradien

Seperti halnya CSS3 Linear Gradient, duplikasi gradien sanggup dibentuk dengan cara menambahkan imbuhan/affiks repeating pada deklarasi gradien radial:

div {   background:-webkit-repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%);   background:-moz-repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%);   background:-ms-repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%);   background:-o-repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%);   background:repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%); }

BAB 4: Tambahan

Selain memakai persentase dan piksel, nilai posisi gradien juga sanggup dituliskan dengan direksi ibarat biasa (top, right, bottom, left, top left, top right, bottom left, bottom right, center):

div {   background:-webkit-radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%); }

circle dan ellipse sanggup ditambahkan sebelum menuliskan sifat untuk sekedar mempertegas bentuk radial dari gradien. Apakah akan tetap mempertahankan bentuknya yang lingkaran tepat meski area tidak sama tinggi dan lebar, ataukah menentukan untuk membentuk elips, atau membiarkan mereka mengikuti keadaan dengan lingkungannya (ellipse bergotong-royong tidak begitu penting):

div {   background:-webkit-radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black);   background:-moz-radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black);   background:-ms-radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black);   background:-o-radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black);   background:radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black); }

div {   background:-webkit-radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black);   background:-moz-radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black);   background:-ms-radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black);   background:-o-radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black);   background:radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black); }

Referensi:


Sumber https://www.dte.web.id/

Css3 Radial Gradient

Pembaharuan: 23 Januari 2012

Penulisan gradien radial secara umum untuk masing CSS3 Radial Gradient

BAB 1: Perkenalan

Penulisan gradien radial secara umum untuk masing-masing peramban sanggup dituliskan ibarat ini:

div {   /* Chrome & Safari 4+ */   background-image:-webkit-radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna);   /* Firefox 3.6+ */   background-image:-moz-radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna);   /* Internet Explorer 10+ (Setahu Saya Masih Draft) */   background-image:-ms-radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna);   /* Opera 12 (Setahu Saya Masih Draft) */   background-image:-o-radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna);   /* W3C */   background-image:radial-gradient(posisi, ukuran dan sifat, color stop/baris warna); }

BAB 2: Perkenalan Nilai Pembangun

1. Posisi

Posisi yakni wacana di sebelah mana gradien akan ditampilkan. Berhubung radial gradient yakni gradien berbentuk lingkaran, maka posisi juga wajib untuk ditentukan. Menentukan posisi umumnya sanggup dituliskan memakai satuan persen atau piksel dengan mengambil sudut pandang sumbu-x dan sumbu-y:

Default / Menerapkan Baris Warna tanpa Mendeklarasikan Posisi

div {   background:-webkit-radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(blue 30px, whitesmoke 100%); }

Menerapkan Baris Warna dan Mendeklarasikan Posisi 50% 50%

div {   background:-webkit-radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(50% 50%, blue 30px, whitesmoke 100%); }

Mendeklarasikan Posisi Offset

Di sini Saya tambahkan juga sifat radial gradien. Karena kalau tidak, efek offset tidak akan terlalu terang terlihat dan dikhawatirkan ini akan membingungkan Anda pada bab ini. Yang penting jangan pedulikan deklarasi sifat gradien untuk ketika ini. Fokus saja pada offsetnya dan bangkit logikamu sendiri. Sifat gradien akan dibahas lebih detail sehabis ini:

div {   background:-webkit-radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(30% 100%, circle closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%); }
Penulisan gradien radial secara umum untuk masing CSS3 Radial Gradient
Koordinat Posisi

2. Sifat-Sifat dan Penentuan Bentuk

Mulai dari sini penjelasannya akan semakin rumit. Bersiaplah!!! WARRRGGHH!!!!

closest-side / contain

Mendeklarasikan closest-side akan menciptakan dimensi gradien mengikuti keadaan menurut batas area (sisi-sisi area). Saat gradien menyebar dari pusat, maka karenanya akan berhenti pada sisi area terdekat. Nilai closest-side mempunyai arti yang sama dengan contain.

div {   background:-webkit-radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(50% 50%, closest-side, blue 30px, whitesmoke 100%); }

closest-corner

Mendeklarasikan closest-corner akan menciptakan dimensi gradien mengikuti keadaan menurut sudut terdekat area. Saat gradien menyebar dari pusat, maka gradien akan terus menembus melewati sisi-sisi area sampai salah satu sisi diagonal radialnya menyentuh ujung area terdekat, pada ketika itu penyebaran akan berhenti.

div {   background:-webkit-radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(50% 50%, closest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%); }

Sifat closest-side dan closest-corner

closest-side dan closest-corner

farthest-side

Mendeklarasikan farthest-side akan menciptakan dimensi gradien mengikuti keadaan menurut sisi terjauh area. Saat gradien menyebar dari pusat, maka karenanya akan berhenti pada sisi area terjauh. Sisi area terdekat diabaikan dan akan terus dilewati. Akan sangat gampang mengetahui sifatnya kalau kita terapkan gradien menyudut dengan bentuk elips (elips di sini maksudnya yakni bentuk radial mengikuti keadaan menurut ukuran area dengan lebar dan tinggi yang tidak sama:

div {   background:-webkit-radial-gradient(10% 50% ,farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(10% 50%, farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(10% 50%, farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(10% 50%, farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(10% 50%, farthest-side, blue 30px, whitesmoke 100%); }

farthest-corner / cover

Mendeklarasikan farthest-corner akan menciptakan dimensi gradien mengikuti keadaan menurut sudut terjauh area. Saat gradien menyebar dari pusat, maka gradien akan terus menembus melewati sisi-sisi dan ujung-ujung area terdekat sampai salah satu sisi diagonal radialnya menyentuh ujung area terjauh, pada ketika itu penyebaran akan berhenti. farthest-corner bersinonim dengan cover:

div {   background:-webkit-radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(10% 50%, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%); }

Sifat farthest-side dan farthest-corner

Penulisan gradien radial secara umum untuk masing CSS3 Radial Gradient
farthest-side dan farthest-corner
KonstanDeskripsi
closest-side / containAkhir gradien akan berhenti pada batas area paling akrab dengan sentra (untuk circle) atau memenuhi kedua sisi vertikal dan horizontal terdekat dari sentra gradien (untuk elips).
farthest-sideBerlawanan dengan closest-side. Akhir gradien akan berhenti pada sudut terjauh dari sentra gradien (akan terlihat terang perbedaannya kalau letak gradien tidak berada tepat di tengah).
closest-cornerAkhir gradien akan berhenti tepat pada sudut terdekat area dari sentra gradien.
farthest-corner / coverAkhir gradien akan bernenti pada sudut terjauh dari sentra gradien.

3. Baris Warna & Color Stop

Baris warna dan pengertian color-stop sanggup Anda pelajari pada artikel sebelumya.

BAB 3: Duplikasi Gradien

Seperti halnya CSS3 Linear Gradient, duplikasi gradien sanggup dibentuk dengan cara menambahkan imbuhan/affiks repeating pada deklarasi gradien radial:

div {   background:-webkit-repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%);   background:-moz-repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%);   background:-ms-repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%);   background:-o-repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%);   background:repeating-radial-gradient(center, closest-side, indigo, gray 5%, darkgreen 10%, darkred 15%, darkblue 20%); }

BAB 4: Tambahan

Selain memakai persentase dan piksel, nilai posisi gradien juga sanggup dituliskan dengan direksi ibarat biasa (top, right, bottom, left, top left, top right, bottom left, bottom right, center):

div {   background:-webkit-radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-moz-radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-ms-radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:-o-radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%);   background:radial-gradient(top left, farthest-corner, blue 30px, whitesmoke 100%); }

circle dan ellipse sanggup ditambahkan sebelum menuliskan sifat untuk sekedar mempertegas bentuk radial dari gradien. Apakah akan tetap mempertahankan bentuknya yang lingkaran tepat meski area tidak sama tinggi dan lebar, ataukah menentukan untuk membentuk elips, atau membiarkan mereka mengikuti keadaan dengan lingkungannya (ellipse bergotong-royong tidak begitu penting):

div {   background:-webkit-radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black);   background:-moz-radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black);   background:-ms-radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black);   background:-o-radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black);   background:radial-gradient(30% 30%, circle closest-corner, white, black); }

div {   background:-webkit-radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black);   background:-moz-radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black);   background:-ms-radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black);   background:-o-radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black);   background:radial-gradient(30% 30%, ellipse closest-corner, white, black); }

Referensi:


Sumber https://www.dte.web.id/